Selamat Datang

Terima kasih sudah mau berkunjung ke blog ini. Semoga isinya dapat membantu Anda dan bermanfaat.

Selasa, 13 November 2012

Bagaimana cara memilih tumbuhan lahan basah untuk sistem hidroponik dan akuaponik?

1. Rita Maria J1C108030) 
a.      Hidroponik
Cara memilih tumbuhan lahan basah untuk sistem hidroponik yakni tumbuhan memiliki akar serabut yang banyak serta memiliki karakteristik akar yang kuat. Hal ini untuk menunjang kelangsungan hidup dan perkembangbiakan tumbuhan itu sendiri. Biasanya tanaman yang ditanam dengan sistem hidroponik memiliki tipe tanaman antara lain: golongan tanaman hortikultura, meliputi: tanaman sayur, tanaman buah, tanaman hias, pertamanan, dan tanaman obat-obatan. Pada hakekatnya berlaku untuk semua jenis tanaman baik tahunan, biennial, maupun annual dan pada umumnya merupakan tanaman annual (semusim). Jenis tanaman antara lain: sayuran : selada, sawi, pakchoi, tomat, wortel, asparagus, brokoli, cabai, seledri, bawang merah, bawang putih, bawang daun, terong dll. Buah : melon, tomat, mentimun, semangka, strawberi, paprika dll. Tanaman hias : krisan, gerberra, anggrek, kaladium, kaktus dll.
Akuaponik
Prinsip dasar akuaponik adalah suatu kombinasi sistem akuakultur dan budidaya tanaman, yang mana ikan dan tanaman tumbuh dalam satu sistem yang terintegrasi, dan mampu menciptakan suatu simbiotik di antara keduanya. Salah satu ciri tumbuhan untuk sistem akuaponik yaitu memiliki akar serabut yang tidak terlalu kuat. Hal ini berfungsi sebagai filter vegetasi, yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan, dan suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan.


2. RINDANG YULIANI (J1C110014) 
A. Cara memilih tumbuhan sisitem hidroponik adalah metode kultur air, yaitu metode yang menggunakan air sebagai media tanam. Air sebagai media tanam diisikan dalam wadah seperti stoples atau tabung kaca atau wadah lain. Metode kultur pasir, merupakan metode yang paling praktis dan lebih mudah diterapkan. Pasir yang digunakan sebagai media tanam bisa digunakan pasir kali. Sejak kurang lebih 30 tahun lalu, pasir merupakan pilihan medium yang banyak dipakai dalam tata cara hidroponik. Selain sifatnya steril (bukan steril seratus persen), juga dapat mempertahankan kelembaban lebih lama dibandingkan dengan medium lain dan dapat digunakan dengan hasil yang sama baiknya pada skala besar dan skala kecil (Agus Irawan: hal.33, 2003). Tetapi tidak semua pasir memiliki sifat yang sama. Sementara itu, sejumlah ahli beranggapan bahwa medium pasir memiliki kecenderungan terlalu basah, sehingga agak memboroskan zat makanan. Anggapan yang sebenarnya tidak bisa dipastikan. Metode kultur bahan porous seperti; kerikil, pecahan genteng, gabus putih, termasuk kerikil. Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 

Ada tiga sistem akuaponik yang paling sering dipakai yang dibedakan berdasarkan  bedeng tanam yang dipergunakan yaitu akuaponik bermedia, aquaponik NFT dan aquaponic DWC (deep water culture) . Akuaponik bermedia. Media tanam yang dipakai berupa  kerikil,  expanded clay, atau media lain yang mirip. Sistem  adalah bentuk paling sederhana dari akuaponik. Sistem ini paling cocok bagi pemula dalam aquaponik. Sistem ini terdiri dari dua macam. Yang pertama dengan aliran air terus menerus ke bedeng tanam (grow bed) dengan permukaan air konstan dan yang kedua, air dalam bedeng tanam (grow bed) dibuat  menyerupai siklus padang surut. Keunggulan sistem pasang surut adalah ketersediaan oksigen di akar tanaman lebih terjamin sehingga tanaman lebih sehat dan mengurangi resiko busuk akar. Deep Water Culture. Sistem ini adalah salah satu sistem yang sering dipergunakan untuk akuaponic  dengan skala  komersial. Cara kerja sistem ini adalah dengan memompa air dari tangki ikan melalui sistem filtrasi. Kemudian air dipompa ke saluran panjang di mana rakit terapung yang diisi dengan tanaman berada permukaan air. Nutrient Film Technique.   Sistem ini lebih  cocok untuk jenis tanaman tertentu saja, yaitu  sayuran daun. Dalam sistem NFT, air yang kaya nutrisi dipompa ke dalam selokan kecil yang tertutup. Air mengalir dalam selokan dalam bentuk aliran yang sangat tipis. Tanaman diletakkan dalam wadah plastik kecil yang memungkinkan akarnya menyentuh air. Salah satu elemen penting untuk sistem akuaponik adalah bakteri menguntungkan. Bakteri ini menguraikan unsur dalam air menjadi bentuk yang dapat diserap dan digunakan oleh tanaman dan menguraikan komponen yang berbahaya bagi ikan. Ada dua jenis bakteri yang berbeda yaitu nitrosomonas dan nitrobacter. Nitrosomonas mengubah amoniak menjadi nitrit. Nitrit ini kemudian diubah menjadi Nitrat oleh bakteri Nitrobacter. Tanaman kemudian menyerap nitrat ini untuk pertumbuhannya.      
3. ANNISA WIDYASTUTY / J1C109035
- Cara memilih tanaman untuk hidroponik  
    
       Tanaman hidroponik dipilih berdasarkan memiliki akar serabut yang banyak dan memiliki karakteristik akar yang kuat, tanaman hidroponik dipilih dari benih yang berdaya tumbuh tinggi, berbatang basah/ banyak mengandung air karena hidroponik menggunakan system pengaliran oleh air, berumur pendek dan ringan
   Tanaman yang bisa ditanam di media tanam hidroponik adalah golongan tanaman hortikultura, meliputi : tanaman sayur, tanaman buah, tanaman hias, pertamanan, dan tanaman obat-obatan. Pada hakekatnya berlaku untuk semua jenis tanaman baik tahunan, biennial, maupun annual. Tapi paling lazim adalah umumnya merupakan tanaman annual (semusim). Hampir semua tanaman sebenarnya bisa dibudidayakan dengan sistem hidroponik, mulai dari bunga, (misalnya : krisan, gerberra, anggrek, kaladium, kaktus ), sayur - sayuran ( selada, sawi, pakchoi, tomat, wortel, asparagus, brokoli, cabai, seledri, bawang merah, bawang putih, bawang daun, terong ), buah-buahan ( melon, tomat, mentimun, semangka, strawberi, paprika ) dan juga umbi-umbian.

- Cara Memilih tanaman untuk Aquaponik 
       
          Aquaponic adalah kombinasi dari akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah). Ikan dan tanaman yang dipilih untuk sistem aquaponic harus memiliki kebutuhan yang sama, baik suhu dan pH. Akan selalu ada beberapa kompromi dengan kebutuhan ikan dan tanaman tetapi, semakin dekat dengan kondisi baik suhu dan pH, maka mereka akan semain cocok, dan lebih berhasil dalam teknik akuakultur. Sebagai gambaran bahwa, kondisi air yang hangat,dan air tawar, merupakan kombinasi ikan dan tanaman seperti selada, dan herbal tumbuh dengan baik, sistem hidroponik yang sesuai dengan ini adalah Rafting dan NFT. Dalam sistem sangat penuh dengan ikan, Anda mungkin beruntung dengan tanaman buah seperti tomat dan paprika, dengan aquaponic yang memerlukan tangki-tangki air untuk ikan.



Senin, 12 November 2012

Bagaimana cara memilih dan menentukan tumbuhan sebagai fitoremediator lahan bekas tambang?

    1.  Rita Maria J1C108030) 
    Cara memilih dan menentukan tumbuhan lahan basah sebagai fitoremediator lahan bekas tambang adalah sebagai berikut:
    1)      Mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi
    2)      Cepat tumbuh
    3)      Ketersediaan bahan tanaman
    4)      Dapat bersimbiose dengan mikroba
    5)      Mempunyai ketahan terhadap gas tertentu. Tanaman yang mempunyai stomata yang banyak dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap gas-gas yang dikeluarkan oleh industri bahkan dapat memanfaatkannya untuk proses metabolisme.

    2. RINDANG YULIANI (J1C110014) 
    Di lahan bekas tambang biasanya terdapat total karbon, mikronutrien, dan nitrogen yang rendah, sedangkan kandungan sulfur dan logam beratnya tinggi. Untuk mengembalikan kesuburan  tanah bekas tambang, maka dilakukan peningkatan karbon . Pemulihan lahan bekas tambang diutamakan agar lahan bisa ditanami kembali, dan tanaman yang dipilih adalah tanaman yang tumbuh cepat. Terdapat empat tanaman yang mempunyai kemampuan tumbuh cepat, yaitu angsana (Pterocarpus indicus), sengon buto (Enterolobium cuclocarpum), Paraseriantes falcataria, dan Acasia mangium. Untuk jenis tanaman yang mampu mengakumulasi logam berat dalam konsentrasi tinggi antara lain adalah Mimosa pigra, Crotalaria juncea, Crotalaria sp.dan Ipomoea sp.

    3.  ANNISA WIDYASTUTY / J1C109035
    Cara memilih dan menentukan tumbuhan sebagai fitoremediator lahan bekas tambang  
                       Tumbuhan yang cocok sebagai fitoremediator  lahan bekas tambang yaitu

    A. Tanaman hiperakumulator  : tanaman yang mampu membersihkan metal (logam), nonlogam, metaloid, tetapi juga senyawa organic, bunga matahari (Helianthus annuus). Tanaman palma-palma-an dan juga Thlaspi sp
    B.  Tanaman transgenic : tanaman transgenik yang mampu membersihkan Hg2+ ataupun metilmercuri dengan cara tanaman menyerap Hg2+ ataupun metilmercuri kemudian oleh di pucuk tanaman dilepaskan sebagai Hg0 (elemental mercury) ke udara (phytovolatilization).
    C.  Tanaman Halophytes : tanaman akumulator sodium (Na) yang baik contohnya, misalnya, Hordeum vulgare. Tanaman yang mampu menyerap logam dan juga metaloid umumnya berada dalam spesies BrassicaceaeAsteraceae dan Pteridaceae, dan lain-lain. Beberapa contoh tanaman lain yang mampu menyerap logam, nonmetal, metaloid, dan senyawa organik yang sering digunakan dalam proyek fitoremediasi: 
     

    Minggu, 11 November 2012

    Nipah ( Nypa fruticans )




    Kingdom         : Plantae
    Divisio             : Magnoliophyta
    Class                : Liliopsida
    Ordo                : Arecales
    Family             : Arecaceae
    Genus              : Nypa
    Spesies            : Nypa fruticans Wurmb.

    Nipah ( Nypa fruticans )  merupakan tanaman endemik sejenis palem yang tumbuh didaerah rawa, tepi pantai, hutan bakau/ mangrove. Bentuknya sekilas menyerupai pohon kelapa sawit yang tumbuh di wilayah tergenang air dengan buah yang berbentuk unik, yakni bertandan, menyerupai kumpulan buah bulat pipih berkulit keras tersusun membulat dan berwarna coklat.
    Nipah juga dikenal di beberapa negara lain, tumbuhan ini dikenal dengan nama (dalam bahasa Inggris) Attap Palm (Singapura), Nipa Palm atau losa (Filipina), atau umumnya disebut Nypa palm. Nama ilmiahnya adalah Nypa fruticans Wurmb, dan diketahui sebagai satu-satunya anggota marga Nypa. Tumbuhan ini merupakan satu-satunya jenis palma dari wilayah mangrove.
    Batang pohon nipah menjalar di tanah, membentuk rimpang yang terendam oleh lumpur. Hanya roset daunnya yang muncul di atas tanah, sehingga nipah nampak seolah-olah tak berbatang. Akar serabutnya dapat mencapai panjang 13 m. Karena perakaran nipah ini hanya terletak dalam lumpur yang sifatnya labil maka rumpun-rumpun nipah dapat dihanyutkan oleh air sampai ke laut. Dari rimpangnya muncul daun-daun majemuk menyirip khas palma, tegak atau hampir tegak, menjulang hingga 9 m di atas tanah. Panjang tangkainya 1-1,5 m; dengan kulit yang mengkilap dan keras, berwarna hijau pada yang muda dan berangsur menjadi cokelat sampai cokelat tua sesuai perkembangan umurnya; bagian dalamnya lunak seperti gabus.
    Daun nipah yang sudah tua berwarna hijau, sedangkan daunnya yang masih muda berwarna kuning, menyerupai janur kelapa. Banyaknya anak daun dalam tiap ental mencapai 25-100 helai. Dalam satu tandan, buahnya dapat mencapai antara 30-50 butir, berdempetan satu dengan yang lainnya membentuk kumpulan buah bundar. Buah yang masak gugur ke air dan mengapung mengikuti arus pasang surut atau aliran air hingga tersangkut di tempat tumbuhnya. Kerap kali buah telah berkecambah senyampang dihanyutkan arus ke tempat yang baru.
    Nipah adalah tumbuhan tropis. Rata-rata suhu minimum pada daerah pertumbuhannya adalah 200 C dan maksimumnya 32-350C. Iklim optimum adalah agak lembab sampai lembab dengan curah hujan lebih dari 100 mm per bulan sepanjang tahun. Nipah tumbuh subur hanya pada lingkungan air yang asin. Jarang dijumpai langsung di pantai. Kondisi optimum adalah saat bagian dasar palem dan rimpangnya terendam air asin secara reguler. Karena itu nipah mendiami daerah muara sungai yang masih mendapat akibat arus pasang surut dari sungai. Konsentrasi garam optimum adalah 1-9 per mil. Tanah rawa nipah berlumpur dan kaya akan endapan alluvial, tanah liat dan humus; kandungan garamnya bukan organik, kalsium, sulfur, besi dan mangaan tinggi, yang mempengaruhi aroma dan warna gelapnya. pH sekitar 5; kandungan oksigen rendah kecuali lapisan paling atas. Biasanya nipah dapat membentuk tegakan murni, tetapi di beberapa daerah tumbuh bercampur dengan pohon-pohon. Perbanyakan generatif dengan biji (buah) dan vegetatif dengan rimpang yang bercabang.  Nipah mampu bertahan hidup di atas lahan yang agak kering atau yang kering sementara air surut.
    Karangan bunga majemuk muncul di ketiak daun, berumah satu, dengan bunga betina terkumpul di ujung membentuk bola dan bunga jantan tersusun dalam malai serupa untai, merah, jingga atau kuning pada cabang di bawahnya. Setiap untai mempunyai 4-5 bulir bunga jantan yang panjangnya mencapai 5 cm. Bunga nipah jantan dilindungi oleh seludang bunga, namun bagian yang terisi serbuk sari tetap tersembul keluar. Bunga nipah betina berbentuk bulat peluru dan bengkok mengarah ke samping. Panjang tangkai badan bunga mencapai 100-170 cm. Tandan bunga inilah yang dapat disadap untuk diambil niranya. Empat hingga lima bulan sejak keluarnya bunga nipah, tandan bunga tersebut dapat disadap. Pada saat ini pengisian biji sedang aktif, maka bila dilakukan penyadapan pasti akan dapat memperoleh jumlah nira yang maksimal.
    Buah tipe buah batu dengan mesokarp bersabut, bulat telur terbalik dan gepeng dengan 2-3 rusuk, coklat kemerahan, 11 x 13 cm, terkumpul dalam kelompok rapat menyerupai bola berdiameter sekitar 30 cm. Struktur buah mirip buah kelapa, dengan eksokarp halus, mesokarp berupa sabut, dan endokarp keras yang disebut tempurung. Biji terlindung oleh tempurung dengan panjangnya antara 8-13 cm dan berbentuk kerucut. Dalam satu tandan, buahnya dapat mencapai antara 30-50 butir, berdempetan satu dengan yang lainnya membentuk kumpulan buah bundar. Buah yang masak gugur ke air dan mengapung mengikuti arus pasang surut atau aliran air hingga tersangkut di tempat tumbuhnya. Kerap kali buah telah berkecambah senyampang dihanyutkan arus ke tempat yang baru.
    Manfaat :
    Daun nipah yang telah tua banyak dimanfaatkan secara tradisional untuk membuat atap rumah yang daya tahannya mencapai 3-5 tahun. Daun nipah yang masih muda mirip janur kelapa, dapat dianyam untuk membuat dinding rumah yang disebut kajang. Daun nipah juga dapat dianyam untuk membuat tikar, tas, topi dan aneka keranjang anyaman. Tangkai daun dan pelepah nipah dapat digunakan sebagai bahan kayu bakar yang baik. Pelepah daun nipah juga mengandung selulosa yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp (bubur kertas). Lidinya dapat digunakan untuk sapu, bahan anyam-anyaman dan tali.
    Nipah berpotensi dalam produksi gula, cuka dan alkohol. Gula tersedia langsung dalam bentuk sukrosa. Cairan dari nipah dalam bentuk liquid, sehingga tidak ada masalah seperti dalam gula tebu.  Bagian nipah yang dapat diolah menjadi bahan makanan yaitu buah, biji dan tunasnya, buah yang masih muda diolah  kolang kaling, kolak, dan biji yang sudah tua dapat diolah mejadi tepung untuk dasar pembuatan kue.
    Umbut nipah dan buah yang muda dapat dimakan. Biji buah nipah yang muda, yang disebut tembatuk, mirip dengan kolang-kaling (buah atep), dan juga diberi nama attap chee ("chee" berarti "biji" menurut dialek China tertentu). Sedangkan buah yang sudah tua bisa ditumbuk untuk dijadikan tepung. Di Kalimantan arang dari akar nipah digunakan untuk obat sakit gigi dan sakit kepala.
    Gangguan alam yang sering menimpa tanaman nipah adalah angin dan banjir.
    Hewan yang sering mengganggu tanaman nipah adalah babi hutan, monyet, tikus, larva kumbang artona, dan udang tanah. Penyakit yang biasa menyerang tanaman nipah adalah jamur. Tanaman nipah yang terserang penyakit jamur pertumbuhannya akan terganggu. Bila yang terserang jamur adalah tangkai buahnya, bidang sadapan akan cepat rusak dan membusuk, sehingga tidak dapat disadap lagi. Kontaminasi jamur penyakit menyebabkan penurunan kualitas nira.
    Ternyata cukup banyak manfaat pohon nipah ini bagi kita, khususnya masyarakat di sekitar wilayah manggrove dimana pohon tersebut banyak tumbuh secara liar, hanya saja belum banyak masyarakat yang mengetahuinya. Bahkan tidak jarang tumbuhan ini harus musnah seiring dengan rusaknya hutan mangrove dan kerusakan pantai yang terjadi akibat ulah manusia.

               

    ANNISA WIDYASTUTY / J1C109035