Kingdom :
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Class :
Liliopsida
Ordo :
Arecales
Family :
Arecaceae
Genus :
Nypa
Spesies : Nypa
fruticans Wurmb.
Nipah ( Nypa
fruticans ) merupakan tanaman endemik
sejenis palem yang tumbuh didaerah rawa, tepi pantai, hutan bakau/ mangrove. Bentuknya
sekilas menyerupai pohon kelapa sawit yang tumbuh di wilayah tergenang air
dengan buah yang berbentuk unik, yakni bertandan, menyerupai kumpulan buah
bulat pipih berkulit keras tersusun membulat dan berwarna coklat.
Nipah juga dikenal di beberapa negara lain, tumbuhan
ini dikenal dengan nama (dalam bahasa
Inggris) Attap Palm (Singapura),
Nipa Palm atau losa (Filipina),
atau umumnya disebut Nypa palm. Nama ilmiahnya adalah Nypa
fruticans Wurmb, dan diketahui sebagai satu-satunya anggota marga Nypa.
Tumbuhan ini merupakan satu-satunya jenis palma dari wilayah mangrove.
Batang pohon nipah menjalar di tanah, membentuk rimpang
yang terendam oleh lumpur. Hanya roset daunnya yang muncul di atas tanah,
sehingga nipah nampak seolah-olah tak berbatang. Akar serabutnya dapat mencapai
panjang 13 m. Karena perakaran nipah ini hanya terletak dalam lumpur yang
sifatnya labil maka rumpun-rumpun nipah dapat dihanyutkan oleh air sampai ke
laut. Dari rimpangnya muncul daun-daun majemuk menyirip khas palma, tegak atau
hampir tegak, menjulang hingga 9 m di atas tanah. Panjang tangkainya 1-1,5 m;
dengan kulit yang mengkilap dan keras, berwarna hijau pada yang muda dan
berangsur menjadi cokelat sampai cokelat tua sesuai perkembangan umurnya;
bagian dalamnya lunak seperti gabus.
Daun nipah yang sudah tua berwarna hijau, sedangkan daunnya
yang masih muda berwarna kuning, menyerupai janur kelapa. Banyaknya anak daun
dalam tiap ental mencapai 25-100 helai. Dalam satu tandan, buahnya dapat
mencapai antara 30-50 butir, berdempetan satu dengan yang lainnya membentuk
kumpulan buah bundar. Buah yang masak gugur ke air dan mengapung mengikuti arus
pasang surut atau aliran air hingga tersangkut di tempat tumbuhnya. Kerap kali
buah telah berkecambah senyampang dihanyutkan arus ke tempat yang baru.
Nipah adalah tumbuhan tropis. Rata-rata suhu minimum pada
daerah pertumbuhannya adalah 200 C dan maksimumnya 32-350C.
Iklim optimum adalah agak lembab sampai lembab dengan curah hujan lebih dari
100 mm per bulan sepanjang tahun. Nipah tumbuh subur hanya pada lingkungan air yang
asin. Jarang dijumpai langsung di pantai. Kondisi optimum adalah saat bagian
dasar palem dan rimpangnya terendam air asin secara reguler. Karena itu nipah
mendiami daerah muara sungai yang masih mendapat akibat arus pasang surut dari
sungai. Konsentrasi garam optimum adalah 1-9 per mil. Tanah rawa nipah
berlumpur dan kaya akan endapan alluvial, tanah liat dan humus; kandungan
garamnya bukan organik, kalsium, sulfur, besi dan mangaan tinggi, yang
mempengaruhi aroma dan warna gelapnya. pH sekitar 5; kandungan oksigen rendah
kecuali lapisan paling atas. Biasanya nipah dapat membentuk tegakan murni,
tetapi di beberapa daerah tumbuh bercampur dengan pohon-pohon. Perbanyakan
generatif dengan biji (buah) dan vegetatif dengan rimpang yang bercabang. Nipah mampu bertahan hidup di atas lahan yang
agak kering atau yang kering sementara air surut.
Karangan bunga majemuk muncul di
ketiak daun, berumah satu, dengan bunga
betina terkumpul di ujung membentuk bola dan bunga jantan tersusun dalam malai serupa untai, merah,
jingga atau kuning pada cabang di bawahnya. Setiap untai mempunyai 4-5 bulir
bunga jantan yang panjangnya mencapai 5 cm. Bunga nipah jantan dilindungi oleh seludang
bunga, namun bagian yang terisi serbuk sari tetap tersembul keluar.
Bunga nipah betina berbentuk bulat peluru dan bengkok mengarah ke samping.
Panjang tangkai badan bunga mencapai 100-170 cm. Tandan bunga inilah yang dapat
disadap untuk diambil niranya. Empat hingga lima bulan sejak
keluarnya bunga nipah, tandan bunga tersebut dapat disadap. Pada saat ini
pengisian biji sedang aktif, maka bila dilakukan penyadapan pasti akan dapat
memperoleh jumlah nira yang maksimal.
Buah tipe buah batu dengan mesokarp bersabut, bulat
telur terbalik dan gepeng dengan 2-3 rusuk, coklat kemerahan, 11 x 13 cm,
terkumpul dalam kelompok rapat menyerupai bola berdiameter sekitar 30 cm. Struktur
buah mirip buah kelapa, dengan eksokarp halus, mesokarp berupa sabut, dan
endokarp keras yang disebut tempurung. Biji terlindung oleh tempurung dengan
panjangnya antara 8-13 cm dan berbentuk kerucut. Dalam satu tandan, buahnya
dapat mencapai antara 30-50 butir, berdempetan satu dengan yang lainnya
membentuk kumpulan buah bundar. Buah yang masak gugur ke air dan mengapung
mengikuti arus pasang surut atau aliran air hingga tersangkut
di tempat tumbuhnya. Kerap kali buah telah berkecambah senyampang dihanyutkan
arus ke tempat yang baru.
Manfaat :
Daun nipah yang telah tua banyak dimanfaatkan secara
tradisional untuk membuat atap rumah yang daya tahannya mencapai 3-5 tahun.
Daun nipah yang masih muda mirip janur kelapa, dapat dianyam untuk membuat
dinding rumah yang disebut kajang. Daun nipah juga dapat dianyam untuk
membuat tikar, tas, topi dan aneka keranjang anyaman. Tangkai daun dan pelepah
nipah dapat digunakan sebagai bahan kayu bakar yang baik. Pelepah daun nipah
juga mengandung selulosa yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
pulp (bubur kertas). Lidinya dapat digunakan untuk sapu, bahan anyam-anyaman
dan tali.
Nipah berpotensi dalam produksi gula, cuka dan alkohol.
Gula tersedia langsung dalam bentuk sukrosa. Cairan dari nipah dalam bentuk
liquid, sehingga tidak ada masalah seperti dalam gula tebu. Bagian
nipah yang dapat diolah menjadi bahan makanan yaitu buah, biji dan tunasnya,
buah yang masih muda diolah kolang kaling, kolak, dan biji yang sudah tua
dapat diolah mejadi tepung untuk dasar pembuatan kue.
Umbut nipah dan buah yang
muda dapat dimakan. Biji buah nipah yang muda, yang disebut tembatuk,
mirip dengan kolang-kaling (buah atep), dan juga diberi nama
attap chee ("chee" berarti "biji" menurut dialek
China tertentu). Sedangkan buah yang sudah tua bisa ditumbuk untuk dijadikan
tepung. Di Kalimantan
arang dari akar nipah digunakan untuk obat sakit gigi dan sakit kepala.
Gangguan
alam yang sering menimpa tanaman nipah adalah angin dan banjir.
Hewan yang sering mengganggu
tanaman nipah adalah babi hutan, monyet, tikus, larva kumbang artona, dan udang tanah.
Penyakit yang biasa menyerang tanaman nipah adalah jamur. Tanaman nipah yang
terserang penyakit jamur pertumbuhannya akan terganggu. Bila yang terserang
jamur adalah tangkai buahnya, bidang sadapan akan cepat rusak dan membusuk,
sehingga tidak dapat disadap lagi. Kontaminasi jamur penyakit menyebabkan
penurunan kualitas nira.
Ternyata cukup banyak manfaat
pohon nipah ini bagi kita, khususnya masyarakat di sekitar wilayah manggrove
dimana pohon tersebut banyak tumbuh secara liar, hanya saja belum banyak
masyarakat yang mengetahuinya. Bahkan tidak jarang
tumbuhan ini harus musnah seiring dengan rusaknya hutan mangrove dan kerusakan
pantai yang terjadi akibat ulah manusia.
ANNISA WIDYASTUTY / J1C109035
saya cari batangan bunga mudah kering dari pohon nipah.
BalasHapusuntuk export dari indonesia ke korea.
kalau minat tolong impormasi ke e mail saya.
e-mail blueseakorea@daum.net