Klasifikasi :
Domain : Eukaryota
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Phylum : Tracheophyta
Subphylum : Euphyllophytina
Infraphylum : Moniliformopses
Class : Filicopsida
Ordo : Filicales
Family : Blechnaceae
Genus : Stenochlaena
Spesises : Stenochlaena palustris (Burm.) Bedd.
Pengertian :
Kelakai merupakan tanaman jenis
paku-pakuan yang biasa ditemukan di daerah rawa. Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat
bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan gemmae dan reproduksi seksual
dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina. Dalam
siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.
Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan
daripada fase gametofitnya. Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya
fotoautotrof.
Anatomi :
Epidermis
tumbuhan paku mempunyai lapisan kutikula.
Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah
memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi
mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses
fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan. Memiliki trakeida dan berkayunya dinding-dinding
trakeida, menambah kekuatan untuk mendukung tunas-tunas, sehingga tumbuhan paku
berlainan dengan lumut (Tjitrosoepomo, 2009).
Morfologi :
Kelakai
merupakan paku tanah, yang memiliki panjang 5-10 m dengan akar rimpang yang
memanjat tinggi, kuat, pipih, persegi, telanjang atau bersisik kerapkali dengan
tubas yang merayap, tumbuhnya secara perlahan atau epifit dengan akar utama
berada di tanah. Daun kelakai menyirip tunggal, dan dimorph. Tangkai daun
tumbuhan kelakai berukuran 10-20 cm, yang cukup kuat. Daunnya steril, 30-200 x
20-50 cm, kuat, mengkilat, gundul, yang muda kerap kali berwarna keungu-unguan;
anak daunnya banyak, bertangkai pendek, berbentuk lanset, dengan lebar 1,5-4 cm, meruncing
denan kaki lacip baji atau membulat, kedua sisi tidak sama, diatas kaki
begerigi tajam dan halus, yrat daun berjarak lebar, anak daun fertil lebarnya
2-5 mm (Hessler et al., 2000).
(Sutomo
dkk, 2010)
Fisiologi :
Kandungan
metabolit sekunder tanaman kelakai yakni hasil pengukuran sampel daun dan
batang yaitu untuk kadar air 8,56% dan 7,28%, kadar abu 10,37% dan 9,19%, kadar
serat kasar 1,93% dan 3,19%, kadar protein 11,48% dan 1,89%, kadar lemak 2,63%
dan 1,37%. Hasil analisis mineral Ca lebih tinggi di daun dibandingkan batang
yaitu 182,07 mg per 100 g, demikian pula dengan Fe tertinggi 291,32 mg per100
g. Hasil analisis vitamin C tertinggi terdapat di batang 264 mg per 10 g dan
vitamin A tertinggi terdapat di daun 26976,29 ppm. Kandungan fitokimia
flavonoid, alkaloid dan steroid tertinggi terdapat pada batang ,sebesar 3,010%,
3,817% dan 2,583%. Senyawa bioaktif yang paling dominan adalah alkaloid.
Berdasarkan hasil analisis, Kalakai dapat dijadikan pangan fungsional (Maulidya
dkk., 2006).
Ekologi :
Kelakai
hidup di daerah tanah gambut, air tawar dan hutan belukar. Tanaman tersebut banyak
dijumpai di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan yang
memiliki struktur tanah gambut. Habitat
tanaman kelakai ini memang di daerah yang basah dan tergenang (Sutomo dkk, 2010).
Tanaman cukup mudah berkembang dan bila dibiarkan akan menutupi area yang cukup
luas.
Cara penyebaran kelakai dengan tunas dan sulur serta spora.
Cara penyebaran kelakai dengan tunas dan sulur serta spora.
Fungsi:
Tanaman
ini memiliki banyak khasiat, seperti antidiare. Selain itu, juga dipercayai
oleh masyarakat Dayak sebagai obat penambah darah serta obat awet muda. Tidak
lupa juga, pucuk muda kelakai ini adalah bahan masakan yang cukup lezat. Menariknya,
tumbuhan yang kerap dijadikan sayur itu memiliki manfaat unik. Kalakai ternyata
dapat menunda proses penuaan manusia. Berdasarkan studi empirik, diketahui
bahwa kalakai dipergunakan oleh masyarakat suku Dayak Kenyah untuk mengobati
anemia, pereda demam, mengobati sakit kulit, serta sebagai obat awet muda
(Sutomo dkk., 2010).
Manfaat pengelolahan :
Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan paku juga
berperan dalam kehidupan, antara lain:
a. Sebagai tanaman hias,.
b. Sebagai tanaman obat,
c. Sebagai bingkai
dalam karangan bunga.
d. Sebagai pupuk hijau.
e. Sebagai sayuran,
MIFTAHUL JANNAH (J1C109042)
Terimakasih banyak atas tulisan ilmiah anda tentang KELAKAI. Sangat menambah wawasan.
BalasHapusterimakasih atas tulisannya, saya cukup terbantu atas tulisannya tetapi apakah saya boleh tau sumber dari tulisan ini sebagai referensi saya?
BalasHapusterima kasih atas pemberi pengetahuan yang lebih luas dan alangkap baiknya kalau diserta foto-foto
BalasHapusApa ada lagi selain ini tapi family nya sama
BalasHapusmakasih untuk info ini yah kak membantu bnget
BalasHapuscara beli tiket pesawat di alfamart
Makasih banget kak,sangat membantu
BalasHapus