Di lahan rawa pasang surut Kalimantan Selatan, lebih dari 70% pertanaman padi ditanami dengan berbagai varietas lokal. Di antara varietas lokal yang populer dan banyak ditanam petani adalah varietas Siam Mutiara. Varietas ini memiliki keunggulan masing-masing, baik dari sebaran adaptasi pertanaman maupun dari keunggulan potensi hasilnya. Siam Mutiara menyebar luas di sawah pasang surut sulfat masam dengan tipe luapan B/C di Kabupaten Barito Kuala.
Pada tahun 1990 petani di daerah Anjir Seberang
Pasar II, Kabupaten Barito Kuala, yaitu Haji Asnawi menanam varietas local Siam
Unus Kuning dengan luasan beberapa borong. Di dalam penanaman tersebut muncul
varietas local (campuran varietas lain) dengan cirri-ciri warna gabah kuning, jerami
bersih bentuk gabah ramping dengan ujung gabah agak kuning, berbunga seragam,
matang serempak tinggi tanaman merata serta malai kelompok/menggumpal namun
umurnya sedikit lebih lama dibandingkan dengan Siam Unus Kuning yang kemudian
disebut Siam Palut.
Varietas Siam Palut ini ditanam pula oleh penangkar benih, Haji Syamsi
Bahrun, seluas dua borong (578 m2), yang selanjutnya meluas menjadi 1 ha.
Seleksi secara turun temurun dilakukan oleh penangkar benih untuk dijadikan
sebagai benih. Hasil panen ini kemudian ditanam lagi seluas 3 ha. Sampai tahun
2000 penanaman Siam Palut menyebar ke
seluruh Desa Anjir Seberang Pasar II dengan luas tanam 65 ha. Informasi
keunggulan Siam Palut ini menyebar
sampe ke petani sekitar. Karena berasnya putih bersih sampai seperti mutiara,
sehingga sampai tahun 2007 penanaman menjadi seluas 250 ha. Perkembangan luas
tanaman tersebut kebeberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Barito Kuala. Nama Siam Palut ini oleh petani dan pedagang
beras/penggilingan padi diganti dengan Siam
Mutiara, karena berasnya putih bersih seperti mutiara.
Siam Mutiara memiliki
keunggulan hasil tinggi (4,80 Vha GKG), wama gabah kuning bersih, wama beras
jemih bening dan mengkilap seperti mutiara, dan kadar karbohidrat 48,88%.
Varietas Siam Mutiara cocok untuk penderita diabetes karena kadar
karbohidratnya yang rendah. Kedua varietas menunjukkan pertumbuhan seragam,
waktu berbunga merata dan matang serempak, mulai matang hampir tanpa butir-butir
hijau, dan persentase gabah isi tinggi. Nilai ekonomi varietas ini lebih tinggi
dari pada varietas lokal lainnya, dengan rasa nasi yang disukai oleh masyarakat
di Kalimantan Selatan. Kedua varietas ini telah terdaftar di Kantor Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman dan telah diseminarkan pada sidang pelepasan
varietas tanaman pangan yang dilaksanakan oleh Badan Benih Nasional.
NOFIANUR ELFERIANTO (J1C109207)
menarik sekali untuk dibaca
BalasHapuscara isi gopay di alfamart