1.
Ekologi
(habitat, penyebaran, keanekaragaman, jenis kelimpahan, kepadatan, frekuensi,
dominansi)
Pohon rambai masuk kedalam suku
Baccaurea, merupakan pohon yang hidup liar dan biasanya tumbuh didaerah
mangrove. Selain itu tanaman rambai ini juga cukup adaptif di daerah lahan
rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa lebak. Tumbuhan ini tersebar melimpah
didaerah Pulau Kaget yang merupakan salah satu objek wisata kawasan hutan di
kabupaten Barito Kuala. Pulau ini adalah sebuah delta yang terletak didekat
muara Sungai Barito dan merupakan habitat bagi monyet berhidung panjang atau
oleh penduduk setempat disebut dengan kera belanda/bekantan (Nasalis larvatus).
Rambai merupakan tumbuhan yang
hidup liar dan dapat dijumpai di beberapa pekarangan rumah warga yang sengaja
menanamnya di Kalimantan Selatan. Pada pengamatan yang dilakukan oleh Balai
KSDA V tahun 1990, pohon rambai merupakan jenis pohon paling dominan yang
tumbuh di pulau Kaget, yaitu dengan Indeks Nilai Penting (INP) 45,1898%. Pada
tahun 1995, terjadi penurunan jumlah populasi pohon rambai akibat adanya
peranggasan. Dari waktu kewaktu jumlah pohon yang meranggas semakin bertambah.
Berkurangnya populasi pohon rambai
ini, selain akibat peranggasan juga akibat terganggunya habitat aslinya di
Sungai Barito. Akibat banyaknya industri di Banjarmasin, Kalimantan Selatan,
yang membuang limbah industrinya ke sungai Barito, maka hal ini juga
mempengaruhi fisiologi dari tambai. Selain itu akar rambai juga terganggu karena
dipotong oleh masyarakat untuk diolah menjadi bonggol kok dan tutup botol.
Pernafasan oleh akar terhambat karena adanya penutupan oleh eceng gondok dan
lumpur yang semakin menumpuk. Rambai tidak mampu bersaing dengan tumbuhan bawah
air untuk memperoleh unsur hara.
Rambai yang sekarang ada di pulau
Kaget sudah berumur tua peregenerasian
tampaknya tidak normal. Di cagar alam ditemukan 51,05% populasi rambai tingkat
semai, 1,81% tingkat pancang, 1,70% tingkat tiang, dan sekitar 45% rambai yang
berumur 20 tahun ke atas. Semua rambai tingkat semai ini pun hanya tumbuh di
tepi cagar alam yang langsung berbatasan dengan air Sungai Barito.
Pada
tahun 2004, keadaan pulau Kaget mulai kembali menghijau. Walaupun belum kembali
seperti semula, dipenuhi dengan tanaman rambai yang besar, namun terdapat lebih
dari 20 pohon rambai berdiameter di atas 20 cm. Rambai-rambai yang 8 atau 9
tahun lalu masih berada pada tingkat semai kini tumbuh dan berkembang ketingkat
pancang (tinggi lebih dari 1,5 meter) atau tingkat tiang (berdiameter sekirat
10 cm.
1.
Morfologi
(bentuk, warna, rasa)
Rambai merupakan tanaman keras atau tahunan (paranual)
berupa pohon (arbor), tinggi 10-20 m. Memiliki daun tunggal dengan bentuk memanjang.
Buah lebat dan tertata dalam bentuk tangkai, memiliki ukuran diameter 2 sampai
5 cm dan bunganya tersusun majemuk seperti rantai, berbentuk bulat dengan kulit
agak seperti beludru dengan warna kuning atau coklat muda, berisi 3 sampai 5
biji yang terbungkus
oleh daging buah. Daging buah rambai berwarna putih bening, berair, dengan rasa
manis dan ada beberapa yang sedikit asam atau kecut. Biji gepeng dan kecil yang
lengket dengan daging buah.
Anatomi
(struktur tumbuhan)
Rambai merupakan pohon dengan tinggi
9-12 m dan tajuk pohon yang lebar. Daunnya hijau mengilap di permukaan atas (ventral)
dan agak kecoklatan serta sedikit bermiang di sisi bawah. Daun dapat berukuran
hingga 33 cm panjang dan 15 cm lebar. Tumbuhan ini berumah dua (dioecious),
sehingga dikenal tumbuhan jantan dan tumbuhan betina. Bunganya harum dan
bermahkota kuning. Benang sarinya dapat mencapai panjang 15 cm dan putiknya
bahkan 75 cm.
2.
Fisiologi
(Metabolit sekunder)
Seperti halnya tumbuhan Baccaurea yang dikenal dengan
banyak khasiat, rambai juga memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan
sebagai bahan obat alami, khususnya antibakteri. Misalnya genus lain dari
Baccaurea, yaitu Baccaurea racemosa
Muell. Arg yang diketahui mengandung sejumlah senyawa metabolit sekunder
seperti saponin, flavonoid dan tanin pada kulit batang dan daunnya yang juga
mengandung alkaloid.
milZ�ie80
H,
an","serif"'>
Pada
tahun 2004, keadaan pulau Kaget mulai kembali menghijau. Walaupun belum kembali
seperti semula, dipenuhi dengan tanaman rambai yang besar, namun terdapat lebih
dari 20 pohon rambai berdiameter di atas 20 cm. Rambai-rambai yang 8 atau 9
tahun lalu masih berada pada tingkat semai kini tumbuh dan berkembang ketingkat
pancang (tinggi lebih dari 1,5 meter) atau tingkat tiang (berdiameter sekirat
10 cm.
SILVIA MAWAR (J1C109053)
ijin copy yah kak infonya
BalasHapusalfamart batam
Rambai yang tumbuh di Pulau Kaget adalah Rambai padi atau perapat,atau pidada merah salah satu jenis tumbuhan mangrove dengan nama ilmiah Sonneratia caseolaris dari faily Lythraceae bukan Baccaurea racemosa. Sonnertaia caseolaris memiliki sistem perakaran napas.
BalasHapusCan you make money from online betting? - Work-to-Earn
BalasHapusMake หาเงินออนไลน์ money from online betting? · Learn how to make money betting · Understand the basics of sports betting · Know the basic terms of