Selamat Datang

Terima kasih sudah mau berkunjung ke blog ini. Semoga isinya dapat membantu Anda dan bermanfaat.

Selasa, 30 Oktober 2012

RAMBAI


1.                  Ekologi (habitat, penyebaran, keanekaragaman, jenis kelimpahan, kepadatan, frekuensi, dominansi)
Pohon rambai masuk kedalam suku Baccaurea, merupakan pohon yang hidup liar dan biasanya tumbuh didaerah mangrove. Selain itu tanaman rambai ini juga cukup adaptif di daerah lahan rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa lebak. Tumbuhan ini tersebar melimpah didaerah Pulau Kaget yang merupakan salah satu objek wisata kawasan hutan di kabupaten Barito Kuala. Pulau ini adalah sebuah delta yang terletak didekat muara Sungai Barito dan merupakan habitat bagi monyet berhidung panjang atau oleh penduduk setempat disebut dengan kera belanda/bekantan (Nasalis larvatus).
Rambai merupakan tumbuhan yang hidup liar dan dapat dijumpai di beberapa pekarangan rumah warga yang sengaja menanamnya di Kalimantan Selatan. Pada pengamatan yang dilakukan oleh Balai KSDA V tahun 1990, pohon rambai merupakan jenis pohon paling dominan yang tumbuh di pulau Kaget, yaitu dengan Indeks Nilai Penting (INP) 45,1898%. Pada tahun 1995, terjadi penurunan jumlah populasi pohon rambai akibat adanya peranggasan. Dari waktu kewaktu jumlah pohon yang meranggas semakin bertambah.
Berkurangnya populasi pohon rambai ini, selain akibat peranggasan juga akibat terganggunya habitat aslinya di Sungai Barito. Akibat banyaknya industri di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang membuang limbah industrinya ke sungai Barito, maka hal ini juga mempengaruhi fisiologi dari tambai. Selain itu akar rambai juga terganggu karena dipotong oleh masyarakat untuk diolah menjadi bonggol kok dan tutup botol. Pernafasan oleh akar terhambat karena adanya penutupan oleh eceng gondok dan lumpur yang semakin menumpuk. Rambai tidak mampu bersaing dengan tumbuhan bawah air untuk memperoleh unsur hara.
Rambai yang sekarang ada di pulau Kaget sudah berumur tua peregenerasian tampaknya tidak normal. Di cagar alam ditemukan 51,05% populasi rambai tingkat semai, 1,81% tingkat pancang, 1,70% tingkat tiang, dan sekitar 45% rambai yang berumur 20 tahun ke atas. Semua rambai tingkat semai ini pun hanya tumbuh di tepi cagar alam yang langsung berbatasan dengan air Sungai Barito.
Pada tahun 2004, keadaan pulau Kaget mulai kembali menghijau. Walaupun belum kembali seperti semula, dipenuhi dengan tanaman rambai yang besar, namun terdapat lebih dari 20 pohon rambai berdiameter di atas 20 cm. Rambai-rambai yang 8 atau 9 tahun lalu masih berada pada tingkat semai kini tumbuh dan berkembang ketingkat pancang (tinggi lebih dari 1,5 meter) atau tingkat tiang (berdiameter sekirat 10 cm.

1.                  Morfologi (bentuk, warna, rasa)
Rambai merupakan tanaman keras atau tahunan (paranual) berupa pohon (arbor), tinggi 10-20 m. Memiliki daun tunggal dengan bentuk memanjang. Buah lebat dan tertata dalam bentuk tangkai, memiliki ukuran diameter 2 sampai 5 cm dan bunganya tersusun majemuk seperti rantai, berbentuk bulat dengan kulit agak seperti beludru dengan warna kuning atau coklat muda, berisi 3 sampai 5 biji yang terbungkus oleh daging buah. Daging buah rambai berwarna putih bening, berair, dengan rasa manis dan ada beberapa yang sedikit asam atau kecut. Biji gepeng dan kecil yang lengket dengan daging buah.
Anatomi (struktur tumbuhan)
Rambai merupakan pohon dengan tinggi 9-12 m dan tajuk pohon yang lebar. Daunnya hijau mengilap di permukaan atas (ventral) dan agak kecoklatan serta sedikit bermiang di sisi bawah. Daun dapat berukuran hingga 33 cm panjang dan 15 cm lebar. Tumbuhan ini berumah dua (dioecious), sehingga dikenal tumbuhan jantan dan tumbuhan betina. Bunganya harum dan bermahkota kuning. Benang sarinya dapat mencapai panjang 15 cm dan putiknya bahkan 75 cm.

2.                  Fisiologi (Metabolit sekunder)
Seperti halnya tumbuhan Baccaurea yang dikenal dengan banyak khasiat, rambai juga memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai bahan obat alami, khususnya antibakteri. Misalnya genus lain dari Baccaurea, yaitu Baccaurea racemosa Muell. Arg yang diketahui mengandung sejumlah senyawa metabolit sekunder seperti saponin, flavonoid dan tanin pada kulit batang dan daunnya yang juga mengandung alkaloid. milZ� ie80 H, an","serif"'>
Pada tahun 2004, keadaan pulau Kaget mulai kembali menghijau. Walaupun belum kembali seperti semula, dipenuhi dengan tanaman rambai yang besar, namun terdapat lebih dari 20 pohon rambai berdiameter di atas 20 cm. Rambai-rambai yang 8 atau 9 tahun lalu masih berada pada tingkat semai kini tumbuh dan berkembang ketingkat pancang (tinggi lebih dari 1,5 meter) atau tingkat tiang (berdiameter sekirat 10 cm.

SILVIA MAWAR (J1C109053)

3 komentar:

  1. Rambai yang tumbuh di Pulau Kaget adalah Rambai padi atau perapat,atau pidada merah salah satu jenis tumbuhan mangrove dengan nama ilmiah Sonneratia caseolaris dari faily Lythraceae bukan Baccaurea racemosa. Sonnertaia caseolaris memiliki sistem perakaran napas.

    BalasHapus
  2. Can you make money from online betting? - Work-to-Earn
    Make หาเงินออนไลน์ money from online betting? · Learn how to make money betting · Understand the basics of sports betting · Know the basic terms of

    BalasHapus