Taksonomi :
Kerajaan :Plantae
Divisi: :Magnoliophyta
Ordo :Arecales
Famili :Arecaceae
Genus :Metroxylon
Tanaman Rumbia (Metroxylon
sagu) merupakan salah satu komoditi bahan pangan yang banyak mengandung
karbohidrat, sehingga sagu merupakan bahan makanan pokok untuk beberapa daerah
di Indonesia seperti Maluku, Irian Jaya dan sebagian Sulawesi. Sagu juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan yang antara lain dapat diolah
menjadi bahan makanan seperti bagea, mutiara sagu, kue kering, mie, biskuit,
kerupuk dan laksa
MORFOLOGI
Rumbia
merupaka jenis pohon palma yang merumpun, dengan akar rimpang yang panjang dan
bercabang-cabang, tinggi tajuk 10 m atau lebih dan diameter batang mencapai 60 cm.
Daun-daun besar, majemuk menyirip, panjang hingga 7 m, dengan panjang anak daun
lk. 1.5 m; bertangkai panjang dan berpelepah. Sebagaimana gebang, rumbia
berbunga dan berbuah sekali (monocarpic) dan sudah itu mati. Karangan
bunga bentuk tongkol, panjang hingga 5 m. Berumah satu (monoesis), bunga
rumbia berbau kurang enak. Rumbia
berbunga dan berbuah sekali (monocarpic) dan sudah itu mati. Karangan
bunga bentuk tongkol, panjang hingga 5 m. Berumah satu (monoesis), bunga
rumbia berbau kurang enak Rumbia menyukai tumbuh di rawa-rawa air tawar, aliran sungai dan tanah bencah lainnya, di lingkungan hutan-hutan dataran rendah sampai
pada ketinggian sekitar 700 m dpl. Pada
wilayah-wilayah yang sesuai, rumbia dapat membentuk kebun atau hutan sagu yang luas.
FISIOLOGI
Buah rumbia adalah buah yang banyak
mengandung zat kimia dan seperti tannin yang diduga yang mmpunyai
rasa sepat. Tannin tidak
hanya pada buah nya saja tetapi ada juga pada kulitnya. Selain itu buah ini
juga mengandung karbohidrat. Karbohidrat disini adalah rasa manis yang ada pada
saat buah sudah matang. Selain dari itu buah rumbia juga mengandung asam. Kandungan asam pada buah ini paling
banyak pada saat buah tersebut belum matang. Senyawa tanin mempunyai
manfaat yaitu sebagai obat anti diare dan juga anti bakar. Tanin tidak hanya
menyembuhkan luka bakar, tetapi dapat memngentikan pendarahan juga sebagai
penghenti infeksi sementara. Kemanpuan tannin untuk membemtuk lapisan pelindung
diatas jaringan yang terbuka menjaga luka dari infeksi.
EKOLOGI
DAN PENYEBARAN
Rumbia
menyukai tumbuh di rawa-rawa
air tawar, aliran sungai
dan tanah bencah lainnya, di lingkungan hutan-hutan dataran rendah sampai pada
ketinggian sekitar 700 m dpl. Pada wilayah-wilayah yang
sesuai, rumbia dapat membentuk kebun atau hutan sagu yang luas.
Kini rumbia telah meliar kembali di banyak tempat. Rumbia menyukai tumbuh di rawa-rawa air tawar, aliran sungai dan tanah bencah lainnya, di lingkungan
hutan-hutan dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 700 m dpl. Pada
wilayah-wilayah yang sesuai, rumbia dapat membentuk kebun atau hutan sagu yang luas.
MANFAAT
Tanaman rumbia mempunyai banyak bagi kebuthan hidup
yaitu dari empulur batangnya dihasilkan tepung sagu, yang merupakan sumber karbohidrat penting bagi warga
kepulauan di bagian timur Nusantara. berbagai rupa makanan pokok dan kue-kue
dibuat orang dari tepung sagu ini. Sagu dipanen tatkala kuncup bunga (mayang)
telah keluar, namun belum mekar sepenuhnya. Umur panenan ini bervariasi menurut
jenis kultinya, yang tercepat kira-kira pada usia 6
tahun. Daun tua dari pohon yang masih muda merupakan bahan atap yang baik; pada
masa lalu bahkan rumbia dibudidayakan (dalam kebon-kebon kiray) di
sekitar Bogor dan Banten untuk menghasilkan atap rumbia ini. Dari helai-helai
daun ini pun dapat dihasilkan semacam tikar yang disebut kajang. Daun-daunnya yang masih kuncup (janur) dari beberapa jenisnya dahulu digunakan pula sebagai
daun rokok, sebagaimana pucuk nipah. Umbutnya, dan juga
buahnya yang seperti salak, dimakan orang. Buah ini memiliki rasa
sepat, sehingga
untuk menghilangkan kelatnya itu buah rumbia biasa direndam dulu beberapa hari
di lumpur atau di air laut sebelum dikonsumsi. Tempayak dari
sejenis kumbang, yang biasa hidup di batang dan umbut
rumbia yang mati, disukai orang -dari Jawa hingga Papua- sebagai sumber protein dan lemak yang gurih dan lezat. Penggunaan
rumbia sebagai obat di antaranya obat bisul, yaitu dengan memotong pelepahnya
sehingga mengeluarkan getah kemudian ditampung dalam sebuah mangkuk atau piring
kecil dan dicampur kapur sirih secukupnya. Setelah tercampur rata, maka dioleskan
pada bisul.
MAHRIANI (J1C109018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar